Bahasa Campur-Aduk

26 November 2008

foreverkartuas.jpg

Perhatikan pemakaian bahasa pada iklan di atas. Salah satu contoh iklan yang susunan tata bahasa Indonesia-nya dibuat runyam tanpa beban. Sejak kapan kata forever masuk dalam kosa kata bahasa Indonesia? Kalau pun harus masuk dalam rangkaian kalimat, sudah seharusnya ditulis miring (italic). Alasannya pasti tak jauh dari stopping power lah, menarik perhatian lah, sesuai dengan gaya anak muda jaman sekarang, yang penting pesennya nyampe, belum pernah ada yang pake, dan beribu alasan kreatif lain (silakan ditambah sendiri).
.
iklan-doughnuts.jpg

Kebalikannya dengan iklan produk dari luar ini. Meskipun ketika menyebut nama mereknya terasa janggal di lidah, tapi justru beriklan dengan bahasa Indonesia yang baik. Cukup ironis jika kita bandingkan dengan iklan produk lokal sebelumnya yang keminggris. Memang sih tetap ada sedikit pelanggaran di kata doughnuts yang tidak ditulis miring, tapi sepertinya hal itu bisa termaafkan karena tidak dijadikan headline atau sub-headline (bahkan juga tagline). Minimal teman-teman warga asing atau anak-anak kita yang belajar Bahasa Indonesia di sekolah tidak dibuat bingung dengan susunan tata bahasa yang aneh.
.
iklan-metro.jpg

Mungkin lebih baik sekalian saja seperti ini, iklan merek luar yang beriklan dengan bahasa asing seluruhnya. Meskipun dimuat di media lokal, tapi paling tidak iklan ini tidak memberi contoh yang buruk dalam berbahasa Indonesia. Perkara pesannya sampai atau tidak ke pembaca yang bukan berbahasa Inggris itu masalah lain.

Kasihan anak-anak kita jika ada iklan campur-aduk seperti di contoh pertama. Mereka akan makin bingung dicekoki bahasanya sendiri yang babak belur dimasuki bahasa asing dengan semena-mena. Entah bagaimana jika mereka besar nanti dalam menyikapi bahasa nasionalnya sendiri yang seharusnya dapat menjadi salah satu kebanggaan bangsa. (b\w)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar