WEDHUS GEMBEL


Kenapa sih disebut wedhus gembel?” tanya seorang teman mengomentari berita-berita tentang Merapi yang kini sedang marak. Salah satu gunung paling berbahaya di dunia yang dari namanya saja sudah menandakan sifatnya, beberapa hari terakhir ini sedang rajin-rajinnya bikin berita dengan mengeluarkan awan panas, yang oleh masyarakat sekitar Merapi disebut wedhus gembel itu tadi.


Wedhus gembel memang berasal dari bahasa Jawa, namun juga bukan merupakan terjemahan harfiah dari kata awan panas. Disebut begitu karena jika melihat fisiknya (lihat gambar), awan panas itu bentuknya menyerupai bulu wedhus (bahasa Indonesianya: domba), yang gembel (gimbal).
Jika ada yang belum pernah melihat sosok si wedhus, silakan menunggu waktu lebaran haji, di mana banyak sekali domba-domba yang siap untuk dipotong. Perhatikan bulunya, mirip dengan awan panas yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Karena awan panas yang dikeluarkan Merapi tidak putih seperti awan biasa, tapi terlihat agak lebih gelap, sehingga mengesankan bulu domba yang gimbal alias gembel, karena kotor tak pernah dibersihkan.

Gembel adalah bahasa Jawa yang pada akhirnya masuk menjadi bahasa Indonesia dengan konotasi yang sedikit berubah. Kata gembel lebih beruntung dibanding kata wedhus, karena dapat ditemukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia, namun kita diharuskan untuk melihat keterangan maknanya di kata jembel, yang berarti: melarat; miskin sekali (KBBI Depdikbud RI 1988, hal. 266 dan 357).


Seseorang yang sangat melarat biasanya rambutnya tidak terurus, sehingga jadi gimbal atau gembel. Pada akhirnya kita kerap menyebut orang yang berpenampilan seperti tidak terurus, atau gelandangan dengan kata gembel. Sementara seseorang dengan rambut seperti Bob Marley tetap disebut berambut gimbal, bukan gembel.
   
Istilah wedhus gembel lama-lama bisa merambah masuk menjadi bahasa Indonesia, karena seringnya disebut-sebut di dalam pembacaan berita maupun ditulis media masa. Wedhus gembel agaknya cukup tepat mengacu kepada keadaan seperti saat ini di Merapi, karena jika kita memakai istilah awan panas, maka akan timbul pertanyaan: kalau ada awan panas, berarti ada awan dingin yang seperti apa ya, mungkin awannya putih tidak kusam seperti wedhus gembel? Jangan-jangan nanti malah ada istilah baru untuk itu, yaitu wedhus priyayi. Hehehe.. (b\w) 

* pernah dimuat di benwal.multiply.com (alm) pada 16 Mei 2006 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar