Meski agak gemas menyaksikan tingkah polah para elit politik yang
seakan haus kekuasaan, tapi memperhatikan slogan yang mereka ciptakan
sepertinya lucu juga jika dibahas di sini. Urutannya berdasarkan
pernyataan pers mereka pada tanggal 15 Mei 2009 lalu.
Jusuf Kalla sepertinya ingin bersikap konsisten
dengan slogannya LEBIH CEPAT LEBIH BAIK sehingga ia paling dahulu
mengumumkan kesiapannya untuk maju ke pertarungan pemilihan presiden
dengan menggandeng Wiranto, sehingga simbol pengucapannya jadi JK-WIN.
Pastilah Anda mahfum kenapa singkatannya bukannya JK-WIR? Karena
siapapun yang ikut kompetisi pastilah berharap menang alias win.
JK tetap membedakan antara merek dan slogan (brand & tagline).
Dengan merek JK-WIN, slogannya tetap Lebih Cepat Lebih Baik. Sebuah
slogan yang tampaknya benar-benar hendak diwujudkan pemiliknya, terbukti
dengan selalu menjadi yang pertama datang ketika pendaftaran dan
pemeriksaan kesehatan. Meski semua orang tahu, karena selalu lebih cepat
itulah yang menyebabkan JK tidak diajak bersama lagi supaya kita bisa.
Soesilo Bambang Yudhoyono tentunya tetap dengan
brand-nya yang sudah mengakar, meski mirip dengan singkatan ibukota
provinsi Jatim: SBY. Setelah melalui pertimbangan dipilihlah seorang
Boediono sehingga merek kampanyenya jadi SBY BERBUDI. Sebuah
penggabungan yang cerdik, sehingga kepanjangannya jadi SBY bersama
Boediono, meski kalo mau konsisten harusnya jadi SBY berBOEDI ya, hehe….
Walau kedengaran agak nanggung, karena kata berbudi itu kan terbiasa ditambahkan, misalnya berbudi luhur, berbudi pekerti, dll. Semoga saja tindakan berbudinya terhadap rakyat juga nggak nanggung.
SBY BERBUDI sebenarnya lebih mirip slogan ketimbang merek.
Kenyataannya
SBY juga tetap mempertahankan slogannya LANJUTKAN! yang sesungguhnya
tidak akan terwujud jika SBY tidak menyertakan JK. Menurut acara
Democrazy, jika tanpa J dan K slogan tersebut hanya menjadi kata
LANUTAN.
Capres terakhir yang hampir tengah malam menyatakan siap maju bersama Prabowo Subianto adalah Megawati Soekarnoputri
yang hingga detik ini memilih merek penggabungannya menjadi MEGA-PRO.
Memang lebih enak sih ketimbang MEGA-PRA (mosok masih pra, kapan
selesainya?) atau MEGA-BO! Meski sangat mirip dengan nama salah satu
jenis motor Honda, tapi lebih mudah ditambah-tambahin. Buktinya hingga
saat ini menurut Sekjen PDIP, mereka masih mengusung merek yang
sepertinya juga sekaligus slogannya, yaitu MEGA-PRO RAKYAT. Entah nanti
setelah deklarasi resmi mereka, yang rencananya tanggal 24 Mei di sentra
pemulungan sampah Bantargebang Bekasi, apakah akan berubah sesuai
kondisi di sana atau tidak, kita tunggu saja.
(18 Mei 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar