Masih membahas masalah kata-kata yang marak bersliweran di masa Pemilu 2009 ini. Paling sering diucapkan adalah tentang komunikasi politik. Nggak ada
yang salah sih sama istilah ini, hanya saja awalnya agak tak biasa kata
komunikasi disandingkan dengan kata politik. Kini, saking seringnya
disebut sehingga boleh menjadi istilah baru yang mungkin artinya adalah:
pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat
dipahami; hubungan; kontak, dengan tujuan mencapai kesepakatan politik,
atau hubungan di wilayah politik.
Kata konstituen juga banyak mendulang ucapan dan tulisan. Menurut Andrias Harefa, Konstituen
adalah seseorang yang secara aktif mengambil bagian dalam proses
menjalankan organisasi dan yang memberikan otoritas kepada orang lain
untuk bertindak mewakili dirinya. Seorang konstituen memberikan otoritas
kepada pemimpin, bukan sebaliknya. Konstituen itu bisa pegawai/bawahan,
tetapi juga bisa konsumen, para pemegang saham, para pemasok, dan mitra
bisnis lainnya, dan warga negara, demikian Kouzes dan Posner
(Credibility, 1993) mengusulkan istilah pengganti follower atau employee.
Tapi lain lagi menurut KBBI Daring:
konstituen /konstitun/ n
1 bagian yg penting, msl natrium adalah konstituen garam dapur; 2 unsur
bahasa yg merupakan bagian dr satuan yg lebih besar; bagian dr atau
pendukung konstruksi (msl pena saya, lebih tajam, daripada, dan senjata Anda adalah konstituen dr pena saya lebih tajam daripada senjata Anda);
– akhir komponen yg dihasilkan dl tahap akhir dr analisis konstituen; – langsung komponen yg dihasilkan dl tahap pertama dr analisis konstituen; – terbagi unsur tunggal yg muncul diantarai oleh unsur lain; – terdekat konstituen langsung; – terjauh konstituen akhir.
Bagaimana jika kita melihat ke buku Tesaurus Bahasa Indonesia-nya Eko Endarmoko terbitan Gramedia? Pada halaman 334 kita akan menemukan seperti ini:
konstituen /konstitun/ n anasir, anggota, bagian, elemen, faktor, komponen, partikel, unit, unsur, zat.
Ada perbedaan yang cukup mendasar antara arti harafiahnya dengan arti populernya. Kita lihat contohnya dalam sebuah tulisan di tempointeraktif :
Belajar dari sistem pemilu berbasis kandidat, sapaan dan dialog langsung dengan konstituen adalah format komunikasi politik paling efektif. Jika ini terbangun sejak saat pemilu, representasi kepentingan konstituen
akan lebih mudah diantarkan oleh para kandidat pascapemilu. Ini akan
menjadi modal dasar yang sangat penting untuk menciptakan parlemen yang
lebih berintegritas di masa mendatang.
Entah bagaimana awalnya para politisi dan juga media menemukan kata
ini sebagai kata ganti orang yang kira-kira artinya berhubungan dengan
para pemilih, rakyat, kader, simpatisan, atau mungkin bahasa yang lebih
kerennya lagi adalah stakeholders? Walah, makin mbingungi…
Kata ‘koalisi‘ adalah juaranya saat ini, dan juga
yang paling aman, karena di KBBI Daring punya pengertian yang memang
berhubungan dengan politik:
koalisi n Pol kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh kelebihan suara dl parlemen: kabinet — itu didukung oleh tiga partai politik yg besar;
berkoalisi v bekerja sama antara beberapa partai dsb: ketiga partai oposisi telah sepakat untuk ~
Mari kita tunggu ada istilah baru apa lagi yang akan marak disebut
dan ditulis pada tahun Pemilu ini. Semoga bisa makin memperkaya kasanah
bahasa kita, bukannya makin membingungkan.
(18 April 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar