Menjelang giliran Indonesia menjadi ketua ASEAN (Association of Southeast Asia Nations),
dan juga target pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015, pihak
Kementerian Luar Negeri RI mulai melakukan sosialisasi kepada berbagai
elemen masyarakat, salah satunya adalah komunitas para narablog atau
blogger. Singkat cerita, Bahasa, please! menyempatkan diri untuk datang
di salah satu acara sosialisasi tersebut yang bekerjasama dengan Blogger Bekasi, diadakan di Hotel Horison, Bekasi, pada bulan Agustus 2010 lalu.
Tentu pertanyaannya, apa hubungannya sebuah blog yang membahas tentang bahasa bisa ikut-ikutan ngebahas masalah politik luar negeri? Panjang sih
kalau mau ditulis pembenarannya, tapi bukankah politik luar negeri bisa
berlangsung karena adanya komunikasi? Bukankah komunikasi bisa
berlangsung karena adanya bahasa?
Selama
ini negara-negara di kawasan ASEAN selalu menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa internasional, bisa jadi juga hal ini karena beberapa
negara ASEAN adalah negara Persemakmuran, yaitu kelompok negara-negara
bekas jajahan Inggris Raya seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei
Darussalam. Dua negara lainnya yang merupakan sekutu Amerika Serikat
(Filipina & Thailand) juga pasti akan senang jika menggunakan bahasa
Inggris.
Bagaimana
jika ASEAN punya bahasa resmi di luar English? Jika memang ada,
tentunya akan memberi nilai lebih serta kebanggaan sebagai bangsa Asia
Tenggara. Lalu, bahasa apa yang layak dijadikan Bahasa ASEAN (lingua franca)?
Bahasa Indonesia mungkin adalah kandidat utamanya karena jumlah pemakai
resminya di atas 100 juta orang (menurut Ethnologue 260 juta),
sedangkan bahasa Melayu hanya dipakai resmi di Malaysia dengan penduduk
sekitar 27 juta, dan Brunei yang kurang dari 400 ribu orang, plus
sebagian dari 4 jutaan penduduk Singapura.
Sebagai
warga Indonesia kita harus bangga jika Bahasa Indonesia bisa menjadi
bahasa resmi ASEAN, tapi tentunya tidak mudah untuk menuju ke sana.
Meskipun sebenarnya yang harus kita lakukan bisa jadi sangatlah mudah.
Contoh sederhana adalah ketika kita menulis status dalam bahasa
Indonesia di Facebook atau Twitter misalnya, meski untuk berkomunikasi
dengan teman warga asing tetap menggunakan english.
Contoh lain ketika banyak yang menggunakan kalimat pray for Indonesia
ketika terjadi bencana kemarin. Padahal jika kita menggunakan doa untuk
Indonesia akan lebih membumi, dan jika terbaca hingga lintas negara
mereka akan berusaha mencari tahu apa itu artinya, dan ini sangat
membantu perkembangan bahasa kita di dunia internasional. Saat ini bahasa Indonesia berada di urutan 7 dunia dari banyaknya jumlah penuturnya, jadi wajar jika menjadi bahasa resmi ASEAN setelah english, atau sebaliknya? J [b\w]
* Tulisan ini diambil dari blog awal "Bahasa, please!" http://benwal.blogdetik.com (ditulis 14 November 2010) yang ternyata menuai banyak komentar yang juga menarik untuk dibaca. Berikut di bawah ini adalah semua komentar yang telah disalin-rekat dari sana:
- Muhammad Mirza • 2 years ago
Bahasa Suku Bangsa Moken yang berasal Myanmar mempunyai Bahasa yang mirip Bahasa yang kini kita pergunakan >> http://word-dialect.blogspot.com/2012/04/bahasa-moken.html
-
Muhammad Mirza • 2 years ago
Perhatikanlah kemiripan Bahasa mereka dengan Bahasa kita >> http://perahucadik.wordpress.com/2013/11/29/kalimat-perintahtanya-dan-sering-dipergunakan-dalam-bahasa-tausug-1/
-
Muhammad Mirza • 2 years ago
Pada dasarnya Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia berasal dari Satu Akar yaitu Bahasa Melayu Riau-Johor >>http://www.tamadunmelayu.info/2011/12/sepuluh-bukti-bahasa-melayu-kepulauan.html dan Bahasa-Bahasa Asli yang terdapat di Pilipina kebanyakan berasal dari Bahasa Melayu Lama. Gagasan Bahasa Indonesia adalah Pembakuan dan Modernisasi Bahasa Melayu. Jika kita lihat lebih jauh lagi ke seluruh ASEAN,kelihatan bahwa pengguna bahasa-bahasa melayu atau bahasa-bahasa yang mirip melayu atau dalam cakupan lebih luas disebut Austronesia/Malayo-Polynesia jumlahnya jauh lebih Banyak dan di Masa Lampau,Bahasa Melayu (Pasar & Kerajaan)adalah Bahasa Pergaulan di Asia Tenggara,khususnya di Nusantara (silah dilihat surat-surat yg ditulis oleh sultan-sultan dan raja-raja di Nusantara yang terdapat di Museum Pos Indonesia,Taman Mini Indonesia Indah). Kesimpulannya Bahasa yang pantas menjadi Bahasa ASEAN adalah Bahasa Indonesia,tapi alangkah baiknya jika Bahasa Indonesia yang sudah menjadi Bahasa ASEAN masukan pula unsur-unsur dari Bahasa Thailand,Vietnam dan Kamboja serta Timor Leste.
-
bee • 5 years ago
Agak susah untuk menjadikan bhs Indonesia sbg bhs resmi Asean. Pertama, krn dalam piagam Asean telah ditentukan bahwa bhs resmi Asean adalah bhs Inggris. Walaupun mungkin isi piagam tsb bisa diubah, tapi rasanya tidak bisa dilakukan dgn mudah. Apalagi tujuannya “hanya” penentuan bahasa resmi, sesuatu yg tidak terlalu penting.
Kedua, dgn berasumsi piagam Asean bisa diubah (entah bagaimana caranya), juga sulit dilakukan krn bhs Indonesia hanya digunakan di SATU negara saja di Asean, yaitu Indonesia. Negara2 lainnya tidak menggunakan bhs Indonesia. Dgn mekanisme demokratis, bhs Indonesia tidak akan bisa jadi bhs resmi Asean, walaupun jumlah penduduk Indonesia adalah yg terbesar dibanding negara2 Asean lainnya. Besarnya jumlah penduduk Indonesia tidak banyak bermanfaat krn suara anggota Asean adalah 1 untuk setiap negara, tak peduli berapa pun jumlah penduduknya.
Ketiga, ini yg paling penting, adalah tingkat kepercayaan diri pengguna bhs Indonesia itu sendiri. Dalam hal ini adalah kita, warga negara Indonesia. Jika kita sendiri selaku pengguna utama, atau bahkan pemilik bhs tsb, tidak percaya diri dgn bhs Indonesia, bagaimana kita bisa mengharapkan itu menjadi bhs resmi Asean? Jangankan untuk hal2 yg sifatnya dari luar ke dalam (promo wisata, komunikasi antar bangsa, dlsb), hal2 yg sifatnya dari dalam ke dalam (sesama orang Indonesia) saja, kita masih sering menggunakan bhs Inggris. Coba liat bhs komunikasi dalam banyak kegiatan kita, bahkan bung Benwal sudah beberapa kali menampilkan tulisan terkait hal ini, misal: coin a chance, pray for Indonesia, writers for Indonesia, bus way, dlsb, dst. Pun jika tidak benar2 bhs Inggris, biasanya berupa serapan langsung dari bhs Inggris, seolah-olah bhs Indonesia demikian miskinnya, misal: donasi (sumbangan), selebrasi (perayaan), destinasi (tujuan), dlsb, dst.
Jadi, kita tidak perlu muluk2 berharap bhs Indonesia akan menjadi bhs Asean, apalagi bhs internasional, selama kita sendiri, orang Indonesia, belum mampu menghargai dan bangga atas bhs kita sendiri, bhs Indonesia. Ini saya baru membahas terkait pengaruh bhs Inggris thd bhs Indonesia. Fenomena lain yg juga tak kalah buruknya adalah bhs alay dan bhs SMS yg semakin meluas penggunaannya sehingga mulai menjadi baku di kalangan tertentu, salah satunya adalah kalangan mahasiswa. Menyedihkan! :(
*kok jadi panjang komentar saya yah? esmosi ini, esmosi… :D
.
= ini adalah komentar yg paling susah untuk dikomentari balik, hahaha… terima kasih mas Bee untuk ulasannya yg jitu! :D
-
haryoshi • 5 years ago
thumbup….
visit me ok… repository unand
.
= terima kasih sudah berkunjung, untuk repository-nya sy sudah beberapa kali berkunjung :)
-
ikram • 5 years ago
Bahasa resmi ASEAN diatur dalam Piagam ASEAN. Bahasa Inggris :)
.
= untung bukan bahasa Thai… :D
-
Cucu Heramawan • 5 years ago
wah,, mantaps
koment ya http://cucuhermaone.blogdetik.com/umum/membangun-peradaban-indonesia-dengan-internet-sehat/
.
= meluncuurr… :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar